Kandungan pada serealia pada umumnya atau sebagian besar adalah karbohidrat, sehingga penduduk di Indonesia mengolahnya menjadi makanan pokok. Makanan pokok penduduk Indonesia sangatlah beragam, semua tergantung kepada tradisi dan kearifan lokal pangan setempat. Oleh karenanya, terdapat beragam olahan makanan pokok dari pangan serealia dan umbi yang menjadi makanan khas daerah setempat, di seluruh nusantara Indonesia. Berikut ini diuraikan beberapa contoh olahan pangan serealia menjadi makanan pokok dan khas di daerah.
1. Beras
Di era modern ini sebagian besar keluarga kita memasak nasi dengan rice cooker. Namun dahulu atau di daerah yang belum memiliki aliran listrik atau listrik tidak selalu hidup, banyak keluarga atau masyarakat yang memasak nasi dengan cara tradisional. Sebenarnya, memasak nasi secara tradisional tidak sulit tetapi perlu waktu lebih lama dan perhatian ekstra. Berikut ini bahan dan alat yang digunakan untuk memasak nasi semi-tradisional dan modern.
a. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk pengolahan beras adalah beras dan air. Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengolahan beras antara laian yiatu.
- Baskom plastik digunakan untuk membilasi beras sebelum diolah.
- Centong digunakan untuk mengaduk beras saat direbus agar matang merata dan mengaduk nasi matang di atas tampah.
- Kipas angin untuk mendinginkan nasi saat diaduk-aduk di atas tampah.
- Tampah plastik digunakan untuk meletakan nasi yang masih panas.
- Panci untuk mengaron (membuat nasi setengah matang).
- Panci ubluk untuk menanak nasi,
- Bakul untuk tempat nasi yang sudah dingin dan siap disajikan
b. Proses Memasak Nasi
- Ambil beras sesuai kebutuhan, bilas beras menggunakan air agar merang dan dedak yang tersisa dapat terbuang.
- Letakan panci pengaron di atas kompor, masukan air secukupnya, masukan beras. Agar beras yang dimasak hasilnya nasi yang enak, perbandingan beras dan air harus pas. Umumnya perbandingan antara 1:1 atau air kurang lebih 1 ruas jari di atas tinggi beras dalam panci. Namun, semua sangatlah bergantung dengan jenis beras. Kualitas beras yang kurang baik biasanya membutuhkan air banyak, bisa sampai 1:2.
- Tunggu sampai air mendidih, sesekali perlu diaduk agar nasi tidak menempel pada panci dan supaya matang merata.
- Setelah air berkurang dan beras sudah setengah matang angkat panci dari kompor dan diamkan beberapa saat.
- Letakan panci ubluk di atas kompor dan masukan air secukupnya. Air jangan sampai menyentuh sarangan panci agar ketika air mendidih tidak mengenai nasi yang sedang dimasak. Biarkan air sampai mendidih terlebih dahulu.
- Ketika air dalam panci sudah mendidih masukan nasi setengah matang ke dalam panci ubluk, ratakan nasi supaya mendapatkan panas yang sama. Tutup panci supaya uap air tidak keluar kemana-mana.
- Sambil menunggu nasi masak, sesekali nasi perlu diaduk supaya nasi matang dengan merata.
- Setelah nasi masak angkat dari kompor taruh dalam tampah plastik kemudian diaduk dan dikipasi meggunakan kipas angin agar cepat dingin.
- Setelah dingin angkat nasi dan masukan ke dalam bakul nasi dan siap untuk disajikan.
c. Proses Menanak Nasi Menggunakan Rice Cooker
- Ambil beras sesuai dengan kebutuhkan anda, kemudian bilas hingga dirasa bersih
- Tiriskan beras hingga setengah kering, kemudian masukkan kedalam pancai rice cooker
- Setelah beras masuk tambahkan air hingga batas yang dianjurkan oleh rice cooker (tiap merk ada petunjuknya). Atau ukurlah air setinggi kira-kira 2 cm di atas permukaan beras.
- Nyalakan rice cooker pada posisi “cook” dan tunggu hingga tuas naik pada posisi warm.
- Setelah beberapa saat akan secara otomatis rice cooker berpindah ke "warm", itu menandakan nasi sudah matang.
- Nasi yang pulen sudah siap untuk dihidangkan
d. Produk Olahan Pangan dari Beras
Produk olahan beras biasanya diolah menjadi makanan nasi putih, baik itu dengan cara diaron lalu dikukus ataupun dimasak dengan rice cooker. Namun dibeberapa daerah di Indonesia beras dibuat menjadi berbagai macam produk makanan nasi yang berbeda. Nasi tidak hanya sebagai hidangan biasa yang diletakkan di meja makan dengan ditemani lauk pauk dan sayuran.
Olahan nasi seperti nasi uduk makanan khas Betawi, nasi goreng maupun nasi kuning khas Manado dibungkus daun woka (sejenis daun lontar) dan lainnya, biasanya dibuat untuk makan pagi. Kreativitas masyarakat Indonesia untuk kuliner olahan dari nasi sebagai makanan pokok patut mendapat acungan jempol sebagai apresiasi. Kuliner Indonesia kaya akan makanan khas olahan dari nasi dan umumnya dimakan di waktu pagi hari. Contoh-contoh produk lain olahan beras yaitu:
1. Ketupat
Sumber: leeweebrothers.com
Adalah jenis olahan beras yang bisa ditemui di seluruh Indonesia. Sebutan lainnya di beberapa daerah adalah Kupat (Sunda) dan Tipat (Bali), Topat (Sasak), Katupat (Banjar) dan sebagainya. Ketupat dibuat dengan cara beras dibungkus dengan anyaman dari daun kelapa muda (janur) yang dibentuk sedemikian rupa. Ada yang bersudut tujuh (kepal), ada pula yang bersudut enam (jajar genjang). Ketupat biasanya dihidangkan dalam acara – acara besar umat Islam seperti Lebaran. Ketupat biasa dihidangkan untuk menyertai berbagai macam makanan seperti lotek, gado – gado, sate dan sebagainya.
2. Buras
Sumber: resepkoki.id
Berasal dari Makassar, buras atau burasa adalah jenis olahan nasi yang memiliki rasa gurih dan aroma yang khas. Hal ini dikarenakan cara pembuatannya yang cukup menarik. Beras diaron bersama santan dan bumbu lainnya, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dibentuk persegi agak pipih serta diikat dengan tali. Bungkusan tersebut kemudian direbus hingga benar – benar matang. Rasanya, jangan ditanya. Enak dan gurih, sangat pas untuk melengkapi semangkuk Coto Makassar.
3. Lontong
Sumber: resepkoki.id
4. Lepet
Sumber: bikinmasakandankue.blogspot.com
Orang Sunda menyebutnya Lepeut, sementara di beberapa daerah di Sumatera mengenalnya sebagai Lepat. Lepet adalah sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan. Bentuknya hampir mirip dengan lontong, namun tidak berwarna hijau sebab lepet dibungkus dengan daun kelapa muda. Selain itu, lepet memiliki isian dan cara pembuatan yang berbeda. Beras ketan dikukus lalu dicampur bersama santan, daun.
Campuran ini diaron lalu ditambahkan kacang tanah dan kelapa parut dan dibungkus dengan daun kelapa muda. Bungkusan tersebut berbentuk silinder memanjang dan diikat dengan tali. Di Sumatera, Lepat berisi campuran gula aren dan kelapa parut serta dibungkus dengan daun pisang.
5. Lemang
Sumber: surabaya.tribunnews.com
Lemang memiliki rasa yang gurih dan nikmat. Beras ketan yang dicampur dengan santan kemudian dibalut daun pisang dan dimasukkan kedalam bambu. Setelah itu, lemang dibakar di perapian selama beberapa jam hingga matang. Perpaduan dari daun pisang dan bambu yang dibakar inilah yang menyebabkan lemang memiliki aroma dan rasa yang khas.
6. Bakcang

Bakcang aslinya berasal dari daerah Tiongkok, namun sudah cukup akrab di kehidupan masyarakat Indonesia, terutama para keturunan Tionghoa. Bakcang sering dijadikan sebagai salah satu menu yang wajib ada dalam beberapa perayaan orang Tionghoa, namun bisa juga ditemukan sehari – hari.
Bakcang terbuat dari beras ketan dengan berbagai ragam isian mulai dari jamur, udang, dan bumbu – bumbu lainnya. Pembungkusnya adalah daun bambu panjang yang telah didetoksifikasi lalu diikat berbentuk limas segitiga.
7. Pali – Pali
Sumber: kamerabudaya.com
2. Jagung
Nasi jagung adalah makanan pokok khas penduduk Madura. Nasi jagung sama halnya dengan nasi putih biasa dimakan dengan lauk-pauk lainnya. Sajian nasi jagung biasanya ditemani lauk ikan asin dan rempeyek teri dengan urap, sayuran terong, sayur lodeh, dan lain-lain.
Proses pengolahan pangan nasi jagung tidak jauh berbeda dengan memasak nasi putih biasa. Alat yang digunakan sama dengan alat untuk memasak nasi, tetapi bahannya berbeda yaitu beras jagung, beras dan air. Proses pengolahan beras jagung pun sama dengan cara menanak nasi.
a. Produk Olahan Jagung
Produk olahan jagung khas budaya kuliner Indonesia lainnya yaitu Jagung Bose berasal dari NTT dan Binthe Biluhuta (Milu/Jagung Siram) dari Gorontalo. Bagi masyarakat NTT dan Gorontalo, jagung amat disukai, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi konon lebih lama dapat menahan lapar.
- Mengolah jagung menjadi Jagung Bose antara lai jagung utuh dipipil, kemudian ditumbuk dengan menggunakan lesung dan alu. Jagung ditumbuk hingga kulit ari terpisah dari biji jagung. Biji jagung yang sudah tanpa kulit ari dimasak dengan dicampur dengan kacang-kacangan, sayur-sayuran dan air kaldu hingga membentuk kaldu air yang mengental seperti bubur. Jagung Bose disajikan dengan lauk dan sayuran, layaknya makan nasi biasa.
- Milu siram berbahan dasar jagung yang dipipil direbus dengan air dan garam secukupnya, dengan diberi suwiran ikan Cakalang, parutan kelapa kukus, daun kemangi, daun bawang, bawang goreng dan jeruk nipis.. Ditemani sambal sebagai penyedap.
Contoh-contoh produk lain olahan jagung yaitu:
1. Mie Jagung
Sumber: infoagribisnis.com
2. Popcorn
3. Tiwul
Sumber: www.indonesiakaya.com
- www.goodnewsfromindonesia.id
- Sumber artikel: www.mikirbae.com
font: normal normal 14px Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;
color: #222222;
background: #513831 url(//themes.googleusercontent.com/image?id=1KH22PlFqsiVYxboQNAoJjYmRbw5M4REHmdJbHT5M2x9zVMGrCqwSjZvaQW_A10KPc6Il) repeat scroll top center /* Credit: luoman (https://www.istockphoto.com/googleimages.php?id=11394138&platform=blogger) */;
padding: 0 40px 40px 40px;
}
html body .region-inner {
min-width: 0;
max-width: 100%;
width: auto;
}
h2 {
font-size: 22px;
}
a:link {
text-decoration:none;
color: #993300;
}
a:visited {
text-decoration:none;
color: #888888;
}
a:hover {
text-decoration:underline;
color: #ff1900;
}
.body-fauxcolumn-outer .fauxcolumn-inner {
background: transparent none repeat scroll top left;
_background-image: none;
}
.body-fauxcolumn-outer .cap-top {
position: absolute;
z-index: 1;
height: 400px;
width: 100%;
}
.body-fauxcolumn-outer .cap-top .cap-left {
width: 100%;
background: transparent none repeat-x scroll top left;
_background-image: none;
}
.content-outer {
-moz-box-shadow: 0 0 40px rgba(0, 0, 0, .15);
-webkit-box-shadow: 0 0 5px rgba(0, 0, 0, .15);
-goog-ms-box-shadow: 0 0 10px #333333;
box-shadow: 0 0 40px rgba(0, 0, 0, .15);
margin-bottom: 1px;
}
.content-inner {
padding: 10px 10px;
}
.content-inner {
background-color: #fff9ee;
}
/* Header
----------------------------------------------- */
.header-outer {
background: #ccb666 url(https://resources.blogblog.com/blogblog/data/1kt/simple/gradients_light.png) repeat-x scroll 0 -400px;
_background-image: none;
}
.Header h1 {
font: normal normal 48px Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;
color: #ffffff;
text-shadow: 1px 2px 3px rgba(0, 0, 0, .2);
}
.Header h1 a {
color: #ffffff;
}
.Header .description {
font-size: 140%;
color: #ffffff;
}
.header-inner .Header .titlewrapper {
padding: 22px 30px;
}
.header-inner .Header .descriptionwrapper {
padding: 0 30px;
}
/* Tabs
----------------------------------------------- */
.tabs-inner .section:first-child {
border-top: 0 solid #eee5dd;
}
.tabs-inner .section:first-child ul {
margin-top: -0;
border-top: 0 solid #eee5dd;
border-left: 0 solid #eee5dd;
border-right: 0 solid #eee5dd;
}
.tabs-inner .widget ul {
background: #fff9ee none repeat-x scroll 0 -800px;
_background-image: none;
border-bottom: 1px solid #eee5dd;
margin-top: 0;
margin-left: -30px;
margin-right: -30px;
}
.tabs-inner .widget li a {
display: inline-block;
padding: .6em 1em;
font: normal normal 16px Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;
color: #998877;
border-left: 1px solid #fff9ee;
border-right: 1px solid #eee5dd;
}
.tabs-inner .widget li:first-child a {
border-left: none;
}
.tabs-inner .widget li.selected a, .tabs-inner .widget li a:hover {
color: #000000;
background-color: #fff9ee;
text-decoration: none;
}
/* Columns
----------------------------------------------- */
.main-outer {
border-top: 0 solid #eee5dd;
}
.fauxcolumn-left-outer .fauxcolumn-inner {
border-right: 1px solid #eee5dd;
}
.fauxcolumn-right-outer .fauxcolumn-inner {
border-left: 1px solid #eee5dd;
}
/* Headings
----------------------------------------------- */
div.widget > h2,
div.widget h2.title {
margin: 0 0 1em 0;
font: normal bold 12px Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;
color: #000000;
}
/* Widgets
----------------------------------------------- */
.widget .zippy {
color: #999999;
text-shadow: 2px 2px 1px rgba(0, 0, 0, .1);
}
.widget .popular-posts ul {
list-style: none;
}
/* Posts
----------------------------------------------- */
h2.date-header {
font: normal bold 11px Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif;
}
.date-header span {
background-color: transparent;
color: #222222;
padding: inherit;
letter-spacing: inherit;
margin: inherit;
}
.main-inner {
padding-top: 30px;
padding-bottom: 30px;
}
.main-inner .column-center-inner {
padding: 0 15px;
}
.main-inner .column-center-inner .section {
margin: 0 15px;
}
.post {
margin: 0 0 25px 0;
}
h3.post-title, .comments h4 {
font: normal normal 24px Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif;
margin: .75em 0 0;
}
.post-body {
font-size: 110%;
line-height: 1.4;
position: relative;
}
.post-body img, .post-body .tr-caption-container, .Profile img, .Image img,
.BlogList .item-thumbnail img {
padding: 2px;
background: #ffffff;
border: 1px solid #eeeeee;
-moz-box-shadow: 1px 1px 5px rgba(0, 0, 0, .1);
-webkit-box-shadow: 1px 1px 5px rgba(0, 0, 0, .1);
box-shadow: 1px 1px 5px rgba(0, 0, 0, .1);
}
.post-body img, .post-body .tr-caption-container {
padding: 5px;
}
.post-body .tr-caption-container {
color: #222222;
}
.post-body .tr-caption-container img {
padding: 0;
background: transparent;
border: none;
-moz-box-shadow: 0 0 0 rgba(0, 0, 0, .1);
-webkit-box-shadow: 0 0 0 rgba(0, 0, 0, .1);
box-shadow: 0 0 0 rgba(0, 0, 0, .1);
}
.post-header {
margin: 0 0 1.5em;
line-height: 1.6;
font-size: 90%;
}
.post-footer {
margin: 20px -2px 0;
padding: 5px 10px;
color: #666555;
background-color: #eee9dd;
border-bottom: 1px solid #eeeeee;
line-height: 1.6;
font-size: 90%;
}
#comments .comment-author {
padding-top: 1.5em;
border-top: 1px solid #eee5dd;
background-position: 0 1.5em;
}
#comments .comment-author:first-child {
padding-top: 0;
border-top: none;
}
.avatar-image-container {
margin: .2em 0 0;
}
#comments .avatar-image-container img {
border: 1px solid #eeeeee;
}
/* Comments
----------------------------------------------- */
.comments .comments-content .icon.blog-author {
background-repeat: no-repeat;
background-image: url(data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAABIAAAASCAYAAABWzo5XAAAAAXNSR0IArs4c6QAAAAZiS0dEAP8A/wD/oL2nkwAAAAlwSFlzAAALEgAACxIB0t1+/AAAAAd0SU1FB9sLFwMeCjjhcOMAAAD+SURBVDjLtZSvTgNBEIe/WRRnm3U8RC1neQdsm1zSBIU9VVF1FkUguQQsD9ITmD7ECZIJSE4OZo9stoVjC/zc7ky+zH9hXwVwDpTAWWLrgS3QAe8AZgaAJI5zYAmc8r0G4AHYHQKVwII8PZrZFsBFkeRCABYiMh9BRUhnSkPTNCtVXYXURi1FpBDgArj8QU1eVXUzfnjv7yP7kwu1mYrkWlU33vs1QNu2qU8pwN0UpKoqokjWwCztrMuBhEhmh8bD5UDqur75asbcX0BGUB9/HAMB+r32hznJgXy2v0sGLBcyAJ1EK3LFcbo1s91JeLwAbwGYu7TP/3ZGfnXYPgAVNngtqatUNgAAAABJRU5ErkJggg==);
}
.comments .comments-content .loadmore a {
border-top: 1px solid #999999;
border-bottom: 1px solid #999999;
}
.comments .comment-thread.inline-thread {
background-color: #eee9dd;
}
.comments .continue {
border-top: 2px solid #999999;
}
/* Accents
---------------------------------------------- */
.section-columns td.columns-cell {
border-left: 1px solid #eee5dd;
}
.blog-pager {
background: transparent none no-repeat scroll top center;
}
.blog-pager-older-link, .home-link,
.blog-pager-newer-link {
background-color: #fff9ee;
padding: 5px;
}
.footer-outer {
border-top: 0 dashed #bbbbbb;
}
/* Mobile
----------------------------------------------- */
body.mobile {
background-size: auto;
}
.mobile .body-fauxcolumn-outer {
background: transparent none repeat scroll top left;
}
.mobile .body-fauxcolumn-outer .cap-top {
background-size: 100% auto;
}
.mobile .content-outer {
-webkit-box-shadow: 0 0 3px rgba(0, 0, 0, .15);
box-shadow: 0 0 3px rgba(0, 0, 0, .15);
}
.mobile .tabs-inner .widget ul {
margin-left: 0;
margin-right: 0;
}
.mobile .post {
margin: 0;
}
.mobile .main-inner .column-center-inner .section {
margin: 0;
}
.mobile .date-header span {
padding: 0.1em 10px;
margin: 0 -10px;
}
.mobile h3.post-title {
margin: 0;
}
.mobile .blog-pager {
background: transparent none no-repeat scroll top center;
}
.mobile .footer-outer {
border-top: none;
}
.mobile .main-inner, .mobile .footer-inner {
background-color: #fff9ee;
}
.mobile-index-contents {
color: #222222;
}
.mobile-link-button {
background-color: #993300;
}
.mobile-link-button a:link, .mobile-link-button a:visited {
color: #ffffff;
}
.mobile .tabs-inner .section:first-child {
border-top: none;
}
.mobile .tabs-inner .PageList .widget-content {
background-color: #fff9ee;
color: #000000;
border-top: 1px solid #eee5dd;
border-bottom: 1px solid #eee5dd;
}
.mobile .tabs-inner .PageList .widget-content .pagelist-arrow {
border-left: 1px solid #eee5dd;
}
-->

































