Sanitasi dan higienitas penyajian suatu hidanagn makanan perlu diperhatikan. Penyajian makanan yang tidak higienis dapat mengurangi selera makan seseorang dan dapat juga menjadi penyebab kontaminasi berbagai macam bakteri atau kuman. Oleh karena itu, sangat penting memperhatikan prinsip-prinsip higienitas dan sanitasi makanan sebagai berikut.
1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam
wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat
penyajian. Tujuannya agar antarjenis makanan tidak terkontaminasi
oleh bakteri atau kuman secara silang dari hidangan yang lain.
Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya pencemaran bakteri/
kuman dari hidangan lain dan untuk memperpanjang masa
penyajian makanan.
2. Prinsip kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung
kadar air tinggi (kuah) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan
untuk mencegah makanan cepat rusak. Pada umumnya makanan
berkuah akan lebih mudah basi.
3. Prinsip bahan makanan dapat dimakan artinya bahan makanan
tidak membahayakan kesehatan seperti terlalu banyak pengawet, menggunakan bukan pewarna makanan, dan menggunakan bahan-
bahan berbahaya lainnya.
4. Prinsip panas artinya setiap hidangan makanan disajikan masih
dalam keadaan panas, sehingga ini membuktikan hidangan masih
segar. Khususnya hidangan berkuah akan lebih segar jika disantap
dalam keadaan panas/hangat. Makanan dengan prinsip panas ini
sangat bermanfaat guna mencegah kontaminasi terhadap bakteri/
kuman dan agar hidangan tetap memiliki tampilan yang estetis.
5. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan
seperti dus, piring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi
baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik
artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya
untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan
yang estetis.
6. Prinsip penanganan makanan artinya dalam menyajikan makanan hendaknya hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik.
Faktor kedua dari pemilihan makanan adalah karena cita rasanya. Sensasi
rasa, bau dan penampilan makanan dari buah pisang menimbulkan sensasi
tersendiri dalam mulut kita.
Rasa yang sebenarnya timbul pada lidah. Manusia memiliki 8000 kuncup-kuncup pengecap (taste buds) yang berada pada bagian belakang dan samping lidah, pada langit langit, dan tenggorokan. Apabila sel reseptor rasa di dalam kuncup-kuncup pengecap mendapat rangsangan rasa makaakan dapat mendeteksi aneka sensasi rasa. Seperti kita ketahui ada empat rasa dasar, yaitu manis, asam, asin dan pahit. Setiap rasa memberikan
fungsi fisiologis tertentu.
1. Rasa manis ditimbulkan oleh sukrosa, glukosa, fruktosa, dan lain-lain yang menandakan bahwa produk makanan tersebut memberikan energi.
2. Rasa asam dibentuk oleh asam sitrat, asam laktat, asam asetat, yang menunjukkan bahwa makanan mengalami fermentasi atau bahkan basi.
3. Rasa asin dibentuk oleh sodium klorida yang menunjukkan bahwa perlu ada keseimbangan mineral.
4. Rasa pahit dibentuk oleh komponen alkoloid, naringenin, kafein, dan lain-lain, yang menandakan kemungkinan adanya toksin atau racun.
Faktor ketiga dari pemilihan makanan adalah karena warna dan tekstur/bentuk makanan tersebut. Dengan kualitas makanan yang baik dapat memuaskan konsumen dalam membelinya. Makanan yang disajikan dengan menarik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain warna, tekstur, dan bentuk.
Faktor keempat dari pemilihan makanan adalah karena alat/kemasan sajian makanan. Seseorang yang membeli makan di restoran kadang dimakan di tempat atau dibungkus untuk dibawa pulang.
Sekian dari ku, semoga bermanfaat:D
Sumber artikel: Buku Prakarya Kelas VIII Semester 1 SMP/Mts Edisi Revisi 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar