KERAJINAN KERAMIK
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal orang dengan kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah ‘keramos’ (bahasa Yunani) yang artinya benda pecah belah yang terbentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Pada pembuatan keramik, tanah liat memiliki sifat plastis, sehingga mudah dibentuk. Setelah itu dibakar dalam tingkat pembakaran suhu 600०C sampai 1300०C sesuai jenis tanah liatnya, sehingga tanah liat menjadi keras, padat, dan kedap air. Indonesia memiliki kerajinan keramik dari berbagai daerah yang berciri khas. Masing-masing daerah menunjukkan keunikannya dari bentuk, teknik, hingga ragam hias yang ditampilkannya. Kekayaan hayati di Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk kerajinan keramik menjadi keramik di Indonesia yang kental akan corak budaya yang membedakannya dengan keramik Cina, Jepang, atau Eropa.
1. Bahan Produksi Pembuatan Kerajinan Keramik
a. Persyaratan Tanah Liat. Tanah liat sebagai bahan untuk membuat benda keramik harus memenuhi persyaratan ketika proses pembuatan agar tidak mengalami kesulitan. Persyaratan tersebut di antaranya seperti berikut:
- Plastisitas
Plastisitas tanah liat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar mudah dibentuk. Hal ini terkait dengan fungsi plastisitas sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga tidak mudah retak, berubah bentuk atau runtuh.
- Homogen
Campuran massa tanah liat harus homogen. Artinya, plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
- Bebas dari gelembung udara
Tanah liat harus terbebas dari gelembung udara. Jika dalam tanah liat masih terdapat gelembung udara, hal itu dapat menyebabkan kesulitan pada waktu proses pembentukan dan dapat menyebabkan retak atau pecah pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
- Memiliki kemampuan bentuk
Tanah liat harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah proses pembentukan selesai.
b. Penyiapan Tanah Liat. Penyiapan tanah liat agar memenuhi persyaratan untuk digunakan dapat dilakukan sebelum memulai praktik pembentukan benda keramik. Penyiapan tanah liat tersebut dilakukan dengan cara pengulian dan pengirisan.
- Pengulian (kneading)
Proses pengulian tanah liat dimaksudkan agar tingkat keplastisan dan homogenitas merata serta bebas dari gelembung udara. Proses pengulian dapat dilakukan dengan gerakan spiral sebagai berikut.
- Pengirisan (wedging)
Proses pengirisan tanah liat dilakukan untuk mencampur satu macam tanah atau lebih yang berbeda warna, jenis, dan plastisitasnya. Proses pengirisan dilakukan sebagai berikut.
2. Alat Pendukung Produksi Kerajinan Tanah Liat
Jenis dan fungsi peralatan untuk pembentukan karya keramik dapat dikelompokkan menjadi alat bantu, alat pokok, dan perlengkapan.
a. Alat Bantu
- Butsir kawat (wire modelling tools)
- Butsir kawat (wire modelling tools)
Untuk merapikan, menghaluskan, mengerok, membentuk detail, dan membuat tekstur benda kerja. Ukuran panjang 22 cm, bahan kawat stainless steel, yang diikatkan pada tangkai kayu (yang sering dipakai kayu sawo).
- Butsir kayu (wood modelling tools)
- Butsir kayu (wood modelling tools)
Untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi, merapikan dan menghaluskan benda kerja. Ukuran panjang 22 cm lebar 3 cm, terbuat dari bahan kayu sawo.
- Kawat pemotong (wire cutter)
- Kawat pemotong (wire cutter)
Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong tanah liat plastis. Ukuran: panjang kawat 40 cm, panjang tangkai 6 cm, bahan kawat stainless steel.
- Pisau pemotong (felting knife)
- Pisau pemotong (felting knife)
Untuk memotong, mengiris lempengan tanah liat. Ukuran; panjang total 17 cm, mata pisau 8.5 cm.
- Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/ steel palletes
- Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/ steel palletes
Untuk menghaluskan dan membentuk permukaan luar benda kerja. Ukuran: 10 x 6 cm, tebal 0,4 cm, bahan: kayu, plat stainless, karet.
- Spons (sponges)
Untuk menyerap kandungan air, menghaluskan benda kerja, dan membersihkan handtool, cetakan gips pada waktu pencucian. Ukuran: diameter 8 cm dan tebal 6 cm, bahan busa.
- Jarum (needles)
- Jarum (needles)
Untuk memotong bibir, menusuk gelembung udara, dan menggores permukaan benda kerja. Ukuran: panjang total 14 cm, mata jarum 4 cm.
- Kuas kecil
- Kuas kecil
Untuk mengolesi lumpur tanah pada bagian benda yang akan disambung, mengolesi larutan pemisah pada model dan cetakan gips.
b. Alat Pokok
- Rol kayu
- Rol kayu
Untuk membuat lempengan tanah, dengan panjang rol kurang lebih 45 cm dan diameter 6 - 8 cm. Kedua sisinya dilengkapi dengan pegangan kayu yang panjangnya 50 cm dan tebal 0,5 - 0,7 cm dan lebar sekitar 3 cm.
- Pahat
- Pahat
Untuk meratakan dan membentuk. Bentuk mata pisau pahat bervariatif sesuai fungsi masing-masing. Ukuran panjang total 23 cm, panjang pahat 12 cm dan tebal 0,4 cm.
c. Perlengkapan
- Timbangan
c. Perlengkapan
- Timbangan
Untuk menimbang bahan tanah liat plastis dan gips yang dibutuhkan. Kapasitas disesuaikan dengan jumlah bahan yang akan diolah. Ukuran: kapasitas maksimal 5 kg.
- Ember
- Ember
Untuk tempat air pada waktu proses pembentukan benda kerja. Ukuran: kapasitas 5 liter.
- Baskom
- Baskom
Untuk tempat pembuatan adonan (massa) gips. Ukuran: kapasitas 3 liter.
- Alas pembentukan
- Alas pembentukan
Untuk alas pembentukan benda keramik, benda model, pada waktu proses pembentukan benda. Ukuran: diameter 20 cm, 25 cm, dan 30 cm.
- Whirler/Banding wheel
- Whirler/Banding wheel
Untuk alas pada waktu proses pembuatan benda keramik dan model. Ukuran: diameter 25 cm dan 30 cm, tinggi 16 cm. Bahan: alumunium.
- Papan cetakan
- Papan cetakan
Untuk membuat batas cetakan gips yang berbentuk kotak. Ukuran: 25 cm x 25 cm, 30 cm x 25 cm, 40 cm x 25 cm dengan tebal 1.5 cm. Bahan: papan kayu.
- Linolium bisa juga dengan lembaran seng
- Linolium bisa juga dengan lembaran seng
Untuk membuat batas cetakan gips yang berbentuk lingkaran (silindris).
- Sekop
Untuk mengambil material gips. Bahan dari metal atau plastik.
- Gelas ukuran
- Gelas ukuran
Untuk mengukur banyaknya air yang digunakan dalam proses pembuatan massa gips. Ukuran: volume 1 liter.
- Kertas ampelas waterproof
- Kertas ampelas waterproof
Untuk menghaluskan model gips dan cetakan gips yang telah jadi. Ukuran: nomor 400 dan 1000.
- Mangkok plastis
- Mangkok plastis
Untuk tempat air atau slip tanah liat. Ukuran: diameter 15 cm dan tinggi 9 cm, bahan; plastik
3. Proses Pembuatan Kerajinan Keramik
1) Pengolahan bahan Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. 2) Pembentukan Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting). 3) Pengeringan Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. 4) Pembakaran Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). 5) Pengglasiran Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
4. Teknik Pembuatan Kerajinan Keramik
a) Teknik Pijit Tekan (Pinch)
sumber : http://aniyatihidayat.blogspot.com
Teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan cara tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.
b) Teknik Pilin (Coil)
sumber : http://aniyatihidayat.blogspot.com
Teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan cara tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah.
c) Teknik Lempengan (Slab)
sumber : http://aniyatihidayat.blogspot.com
Teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya keramik yang berbentuk persegi atau silinder.
d) Teknik Cetak
sumber : https://santookbrow.wordpress.com/
sumber : caramembuatcetakan.blogspot.com
sumber : keramik88.com
sumber : keramik88.com
sumber : keramik88.com
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk kerajinan keramik dengan jumlah banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak ada dua, yaitu cetak kering dengan teknik tekan (press) dan cetak basah dengan teknik cor.
e) Teknik Putar
Teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki (kickwheel) dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris.
sumber : http://keramiktangan.blogspot.com
5. Produk Kerajinan Keramik
sumber : pixabay. com
sumber : ucrusridwan.blogspot.com
sumber : id.aliexpress.com
sumber : lmudakwahi45.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar