Pada zaman dahulu telah dikenal kerajinan berbahan dasar kulit yaitu wayang. Wayang kulit merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita yang memiliki nilai sangat tinggi. Oleh sebab itu, UNESCO telah menetapkan sebagai warisan Info bangsa terhadap wayang kulit pada Indonesia. Selain untuk wayang, dalam perkembangannya bahan dasar kulit banyak juga dihasilkan untuk produk lainnya.
Kulit yang dihasilkan dari hewan seperti sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan. Selain wayang, kerajinan kulit juga dapat berupa tas, sepatu, sandal, dompet, dan ikat pinggang. Proses pembuatan bahan baku kulit cukup sederhana. Kulit hewan potong dicuci bersih terlebih dahulu, direntangkan, kemudian dijemur langsung dengan sinar matahari hingga kering. Sesudah kering, kulit digosok untuk menghilangkan bulu dan kotoran menggunakan kapak kecil. Kemudian, dicuci bersih dan dijemur kembali. Setelah itu, kulit baru dapat dipergunakan. Teknik yang digunakan dalam membuat kerajinan kulit adalah teknik pahat.
1. Bahan Pembuatan Kerajinan Kulit
Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan kulit adalah kulit tersamak yang berasal dari hewan seperti domba, sapi, dan kerbau.
Gambar 1. Kulit sapi
sumber : https://tatahsungging.wordpress.com
Gambar 2. Kulit domba
sumber : https://dekranas.id
Gambar 3. Kulit kerbau
sumber : https://www.indonesiakaya.com
2. Alat Pembuatan Kerajinan Kulit
Alat yang digunakan untuk membuat kerajinan kulit adalah pahat khusus kulit, plong (pembolong kulit), mesin jahit, gunting, dan jarum jahit untuk kulit.
Gambar 1. Alat pahat kulit sapi
sumber : https://id.aliexpress.com
Gambar 2. Plong
sumber : https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. Gunting pemotong kulit sapi
sumber : https://id.aliexpress.com
Gambar 4. Cutter pemotong kulit sapi
sumber : https://id.aliexpress.com
Gambar 5. Jarum khusus kerajinan kulit sapi
sumber : www.jhttpsakartanotebook.com/
Gambar 6. Mesin jahit
sumber : https://id.aliexpress.com
3. Proses Pembuatan Kerajinan Kulit
Untuk membuat suatu wayang kulit memerlukan beberapa tahapan kerja, di antaranya yaitu :
a) Pembelian kulit
Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit terdiri dari beberapa macam, yaitu kulit mentah dan kulit split. Kulit mentah adalah kulit yang langsung digunakan untuk proses pembuatan wayang kulit tanpa melalui proses kimiawi. Sedangkan kulit split adalah kulit yang sudah melalui proses kimiawi di pabrik. Kulit yang digunakan untuk membuat wayang kulit biasanya berasal dari kulit kerbau, sapi, dan kambing. Sebagian besar kulit diperoleh dari daerah Magetan (Jawa Timur), Sukoharjo, Solo, Segoroyoso (Yogyakarta) dan Magelang.
b) Pengolahan kulit
Direndam dengan air selama satu hari sampai lunak. Kemudian direntangkan atau dipentangkan dengan menggunakan tali dan pigura kayu yang kuat. Selanjutnya kulit tersebut dijemur di bawah terik matahari sampai benar-benar kering. Kulit yang sudah kering segera ditipiskan dengan cara dikerok. Bagian yang dikerok adalah bagian rambut (bagian luar) dan sisa-sisa daging yang masih melekat (bagian dalam). Kulit dikerok dengan menggunakan pisau atau pethel sedikit demi sedikit secara hati-hati. Kulit bagian dalam dikerok terlebih dahulu dan lebih banyak dikurangi agar diperoleh kulit yang berkualitas. Setelah itu, baru dilanjutkan pengerokan kulit bagian luar. Pengerokan kulit bagian luar hanya sedikit saja karena bila dilakukan pengurangan terlalu banyak maka kulit yang dihasilkan akan menjadi mudah patah bila dilipat. Bila perlu, pada bagian ini hanya dihilangkan rambut-rambutnya saja dan dibersihkan dengan air. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mempermudah pengerokan rambut pada kulit, seperti merendam kulit dengan air mendidih, dan dengan menggunakan air kapur sebelum dipentangkan. Torehan pisau pada proses pengerokan hanya dilakukan satu arah dari atas ke bawah. Setelah kulit ditipiskan, sisa-sisa kerokan dibersihkan dengan air dan bagian yang dikerok dihaluskan dengan amplas. Selanjutnya, dijemur di panas sinar matahari lagi hingga kering secara merata.
Setelah kering, kulit dilapisi dengan warna dasar untuk menutup pori-pori kulit agar permukaannya rata. Kemudian mulai dibentuk sketsa di permukaan kulit. Setelah itu, tepi sketsa ditatah sehingga diperoleh bentuk dasar. Tahap selanjutnya adalah memperhalus tatahan dasar dan membuat kombinasi yang indah dalam terawangan cahaya. Setelah terbentuk wayang secara kasar, maka bagian muka dan detail lainnya di bagian sketsa dalam mulai ditatah. Proses ini sangat penting karena berpengaruh pada karakter wayang yang dihasilkan. Setelah melalui tahap ini, wayang yang dihasilkan tersebut dinamakan putihan karena belum diwarnai.
Putihan tersebut diwarnai dengan menggunakan pewarna sintetis, yaitu cat Sandy Colour, dan menggunakan perekat rakol (lem Fox). Setelah selesai dicat dan disempurnakan, wayang kulit diberi penyangga dengan menggunakan tanduk kerbau atau bambu.
Sisa potongan kulit yang dinamakan dengan leresan umumnya dapat digunakan sebagai bahan rambak (krupuk kulit) dan sebagai dipupuk organik.
4. Produk Kerajinan Kulit
sumber : https://tatahsungging.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar